tour de ijen
Senin, 11 Mei 2015
kecepatan tour de ijen
Kualitas ITDBI Meningkat 70 Persen BANYUWANGI – Ajang kompetisi balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ITDBI) tahun ini dinilai meningkat kualitas penyelenggaraannya. Mulai dari sisi manajemen penyelenggaraan, keamanan, hingga kompetisi antar pembalap. Hal itu diungkapkan advisor UCI (Union Cycliste Internationale) yang juga race director ITDBI 2015 Jamaluddin Mahmood seusai penutupan di Banyuwangi (9/5). Menurut Jamal, penyelenggaraan ITdBI 2015 ini secara kualitas meningkat 70 persen. Dari sisi manajemen penyelenggaraan berjalan sangat rapi. Hal ini terlihat dari selama berlangsungnya perlombaan tidak timbul masalah yang berarti. Perlombaan berjalan dengan lancar. “Komunikasi antar tim dengan pihak penyelenggara juga terjalin dengan baik,” ujar Jamal. Dari sisi keamanan pun tak berbeda jauh. Para pembalap semua memuji keamanan saat berlangsungnya lomba. “Mereka mengaku sangat nyaman bersepeda di sini. Saat mereka breakaway (lepas) dari peleton, jalanan di depannya sudah clear. Dan yang paling penting, partisipasi masyarakat yang tinggi mampu memberikan motivasi kepada para pembalap untuk menunjukkan performanya secara maksimal. Mereka merasa nyaman ikuti lomba di sini,” puji Jamal. Di sisi kualitas pembalap, kecepatan pembalap pun di rute flat etape terakhir mampu menunjukkan kecepatan rata-rata yang hampir setara dengan pembalap di Tour de France. “Saya terkejut lihat result kecepatan rata-rata pembalap di etape 4 ini, capai 44,72 km/jam. Hampir setara dengan kecepatan di Tour de France. Ini menunjukkan bahwa pembalap yang bertarung di sini benar-benar menunjukkan kemampuannya secara maksimal,” ujar Jamaluddin yang juga sebagai advisor UCI (Union Cycliste Internationale). Diterangkan Jamal, salah satu faktor yang menyebabkan tingginya performa pembalap adalah keputusan pihak penyelenggara untuk memangkas rute menjadi 555 km, dari tahun sebelumnya yang 622 km. Pemangkasan ini akhirnya memicu para pembalap untuk bertarung sejak kilometer awal lomba. “Rute panjang tahun kemarin itu justru membuat pembalap menyimpan tenaganya di akhir setiap etape, mereka lebih memilih endurance. Kalau sekarang berbeda, mereka masing-masing fight untuk curi poin dari awal karena pendeknya rute,” kata Jamal. (Humas protokol)
Langganan:
Komentar (Atom)